Asal mulanya begini, Nabi Muhammad SAW punya anak gadis yang sangat cantik. Namanya tidak lain adalah Fatimah Az-zahra. Suatu hari Rasulullah mengadakan semacam sayembara. Sayembaranya kira2 gini gan "Barang siapa yang bisa khatam Alqur'an paling cepat dalam waktu 1 hari, maka ia akan kunikahkan dengan Fatimah, anakku".
Karena si Fatimah tuh cakep bgt pada banyak deh tuh yg ikutan. Salah satu dari peserta itu ada si jenius Ali bin abi thalib. Pas lombanya mulai,
seketika semua pesertapun pada mulai baca, sedangkan si Ali bin abi thalib hanya duduk santai.
Beberapa jam pun berlalu. Para peserta ada yg sudah membaca 20 juz (yg bacanya cepet) dan ada jg yg masi sampai juz 10 (yg bacanya agak lambat). Pas para peserta dah pada mau selesai, si Ali baru mulai beraksi. Dia membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 3x. Dan kalian tau ga? Ternyata dengan membaca surat Al-Ikhlas 3x itu sama aja kaya kita khatamin Alqur'an gan. Alhasil Ali lah yg menang dan akhirnya dia nikah sama si Fatimah
Wallahu a'lam bis shawab
Pengertian kata ikhlas yang terkandung dalam ayat-ayat Surat Al Ikhlas (QS, 112) tersebut di atas, secara definitif dan konprehensif serta spektrumnya sangat luas, yaitu dimana ikhlas disitu secara esensial mengandung pengertian bebas dari syirik, yang artinya seseorang yang hendak melakukan sesuatu perbuatan atau ibadah tidak ada rekayasa, tendensi, intrik-intrik, motivasi, atau niat yang lain kecuali semata-mata hanya mengharapkan keridhaan Allah SWT.
Seperti yang dikemukakan oleh Sayidina Ali, “Ya Allah aku mengabdi kepadaMu bukan karena aku takut kepada neraka-Mu, bukan pula aku rakus terhadap surga-Mu, melainkan aku mengabdi kepadaMu, karena memang Engkau pantas untuk kuabdi”.
Selanjutnya sebagai contoh, ketika Rasulullah SAW mengadakan sayembara, siapa yang paling dulu selesai khotmil Qur’an, ternyata Sayidina Ali ra yang terlebih dahulu menyelesaikan sesingkat-singkatnya, sementara yang lainnya masih tadarus membaca Al Qur’an dengan khusuk. Lalu Ali mengacungkan jari telunjuknya, “Ya Rasulullah aku telah selesai mengkhatamkan Al Qur’an ini” Rasulullah SAW pun bertanya, “Wahai Ali bagaimana mungkin kau menyelesaikannya hanya dalam waktu sesaat?”, Ali pun menjawab, “Bukankah engkau pernah bersabda ya Rasulullah, “Barangsiapa yang membaca Surat Al Ikhlas tiga kali maka sama dengan nilainya khatam Qur’an”, “Ya” jawab Rasulullah SAW membenarkan.
Apabila kita perhatikan hadits di atas, maka begitu berartinya Surat Al Ikhlas, yang notabene terdapat kalimat Al Ikhlas, sehingga pada ayat terakhir surat ini dapat diambil kesimpulan, bahwa Allah SWT tidak ingin dibagi-bagi cintanya kepada hambaNya, Allah akan merasa cemburu manakala ciptaanNya dicintai secara berlebihan. Pada penghujung Surat Al Ikhlas terdapat suatu kesimpulan, “Walam Yakullahu Kufuan Ahad”, ayat ini identik dengan sabda Rasulullah SAW, “Laisa Kamitslihi Syaaiiun” yang mengandung pengertian “tidak ada sesuatu yang menyerupai Allah”. Jadi jangan coba-coba melakukan pengabdian-pengabdian kepadaNya dengan cara membagi kepada makhlukNya.
Karena si Fatimah tuh cakep bgt pada banyak deh tuh yg ikutan. Salah satu dari peserta itu ada si jenius Ali bin abi thalib. Pas lombanya mulai,
seketika semua pesertapun pada mulai baca, sedangkan si Ali bin abi thalib hanya duduk santai.
Beberapa jam pun berlalu. Para peserta ada yg sudah membaca 20 juz (yg bacanya cepet) dan ada jg yg masi sampai juz 10 (yg bacanya agak lambat). Pas para peserta dah pada mau selesai, si Ali baru mulai beraksi. Dia membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 3x. Dan kalian tau ga? Ternyata dengan membaca surat Al-Ikhlas 3x itu sama aja kaya kita khatamin Alqur'an gan. Alhasil Ali lah yg menang dan akhirnya dia nikah sama si Fatimah
Wallahu a'lam bis shawab
Pengertian kata ikhlas yang terkandung dalam ayat-ayat Surat Al Ikhlas (QS, 112) tersebut di atas, secara definitif dan konprehensif serta spektrumnya sangat luas, yaitu dimana ikhlas disitu secara esensial mengandung pengertian bebas dari syirik, yang artinya seseorang yang hendak melakukan sesuatu perbuatan atau ibadah tidak ada rekayasa, tendensi, intrik-intrik, motivasi, atau niat yang lain kecuali semata-mata hanya mengharapkan keridhaan Allah SWT.
Seperti yang dikemukakan oleh Sayidina Ali, “Ya Allah aku mengabdi kepadaMu bukan karena aku takut kepada neraka-Mu, bukan pula aku rakus terhadap surga-Mu, melainkan aku mengabdi kepadaMu, karena memang Engkau pantas untuk kuabdi”.
Selanjutnya sebagai contoh, ketika Rasulullah SAW mengadakan sayembara, siapa yang paling dulu selesai khotmil Qur’an, ternyata Sayidina Ali ra yang terlebih dahulu menyelesaikan sesingkat-singkatnya, sementara yang lainnya masih tadarus membaca Al Qur’an dengan khusuk. Lalu Ali mengacungkan jari telunjuknya, “Ya Rasulullah aku telah selesai mengkhatamkan Al Qur’an ini” Rasulullah SAW pun bertanya, “Wahai Ali bagaimana mungkin kau menyelesaikannya hanya dalam waktu sesaat?”, Ali pun menjawab, “Bukankah engkau pernah bersabda ya Rasulullah, “Barangsiapa yang membaca Surat Al Ikhlas tiga kali maka sama dengan nilainya khatam Qur’an”, “Ya” jawab Rasulullah SAW membenarkan.
Apabila kita perhatikan hadits di atas, maka begitu berartinya Surat Al Ikhlas, yang notabene terdapat kalimat Al Ikhlas, sehingga pada ayat terakhir surat ini dapat diambil kesimpulan, bahwa Allah SWT tidak ingin dibagi-bagi cintanya kepada hambaNya, Allah akan merasa cemburu manakala ciptaanNya dicintai secara berlebihan. Pada penghujung Surat Al Ikhlas terdapat suatu kesimpulan, “Walam Yakullahu Kufuan Ahad”, ayat ini identik dengan sabda Rasulullah SAW, “Laisa Kamitslihi Syaaiiun” yang mengandung pengertian “tidak ada sesuatu yang menyerupai Allah”. Jadi jangan coba-coba melakukan pengabdian-pengabdian kepadaNya dengan cara membagi kepada makhlukNya.
Khatam tak musti cepat² yang penting niat dan fasih bacanya.
BalasHapus