Selasa, 25 Januari 2011

Densus 88 Tangkap Teroris Di Sukoharjo


Jakarta - Densus 88 Mabes Polri berhasil menemukan 60 jenis barang bukti dari hasil penangkapan 7 terduga teroris di tempat yang terpisah. Ketujuh jenis barang bukti itu merupakan bahan-bahan rangkaian bom yang bersifatlow explosive.

Pernyataan itu disampaikan oleh Kapolda Jateng Irjen Pol Edward Aritonang, Selasa

(25/01/2011) di sela-sela kunjungan ke Kali Putih di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah.

"Ada detonator, ada serbuk, baterei ada jam beker, ada paku-paku kecil dan lain sebagainya, ada 60 jenis. Low explosive," terang Edward.

Selain menemukan barang bukti, polisi juga berhasil menemukan keterkaitan mereka sebagai pelaku teror di delapan tempat kejadian di tiga kota dan kabupaten yaitu di Yogya, Klaten dan Solo.

"Keterkaitan mereka di delapan TKP yang ada selama ini, itu ada. Di beberapa gereja Klaten dan Yogya. Ada beberapa masjid, ada dua kantor polisi, ada tempat kegiatan masyarakat Sekaten kemarin. Yang bisa kita buktikan keterkaitan kelompok ini dalam aksi teror di delapan kelompok TKP," jelas Edward.  

Edward menjelaskan bahwa jaringan ketujuh tersangka teroris ini merupakan jaringan yang baru. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada beberapa pelaku yang lain saat ini diburu merupakan bagian dari jaringan lama.

"Kami melihat itu satu hal yang baru. Tapi tidak menutup kemungkinan terkait jaringan yang lain. Penangkapan hari ini kami masih mendalami. Yang jelas kami mau terima kasih kepada masyarakat karena ini info dari masyarakat," ujar Edward.  

Apakah masih ada jaringan lain dan apakah masih ada anggota yang belum tertangkap?

"Sangat mungkin. Tapi sekali lagi kita tentunya berdasarkan alat bukti. Kita tidak menduga-duga, tidak menyimpulkan membabi buta. Ada alat bukti yang bisa kita kaitkan dan pertanggungjawabkan secara hukum baru kita simpulkan," tukas Edward.

6 dari  7 Pelaku Pelajar dan Lulusan SMK

Edward menjelaskan kebanyakan terduga teroris adalah lulusan SMK. Mereka diketahui sudah mempunyai keahlian dasar teknik elektronika.

"Kenapa mereka saat ini lari ke remaja? Fenomena yang menonjol dari pengungkapan ini bahwa mereka yang direkrut sudah mempunyai kemampuan dasar teknik elektronik. Ada keahlian karena mereka pelajar dan lulusan SMK yang mungkin sudah mengenal panel listrik, sambung menyambung, teknik ini sudah lebih mudah," jelas Edward.

Edward menyatakan hal ini bisa menjadikan keprihatinan bersama. Dia juga berharap semua lapisan masyarakat agar lebih waspada.

"Kita harapkan untuk menggugah kita semua lebih waspada. Karena mereka tidak segan-segan menghancurkan masa depan generasi muda. Ya kebetulan enam dari tujuh ditangkap ada kaitan dengan SMK, ada yang sudah lulusan dan ada yang masih pelajar," ungkap Edward.  

Edward mengimbau kepada para guru-guru, tidak hanya guru-guru SMK saja agar mengawasi siswa-siswinya yang melakukan praktek laboratorium di luar jam-jam pelajaranya di sekolah.  

"Barangkali ada pertanyaan-pertanyaan mendalam dan serius yang perlu diwaspadai. Pelajaran yang tidak sampai situ kok pertanyannya sampai situ. Ilmu darimana ini? Yang demikian kita semua sama-sama mengawasi. Jangan pernah menganggap bahwa penanggulangan teroris itu hanya kerjaan polisi. Kerjaan kita semua bersama-sama," imbau Edward.



Sumber : detik.com

0 komentar:

Posting Komentar